Peristiwa Merah Putih Manado menjadi salah satu upaya masyarakat Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan. Seperti yang Anda ketahui bahwa setelah proklamasi Belanda masih melakukan intervensi guna merebut kembali kemerdekaan tersebut.
Ada banyak bentuk perlawanan masyarakat, yang terjadi di hampir seluruh wilayah Indonesia. Bahkan setelah kemerdekaan juga ada banyak sekali peperangan hingga pemberontakan terjadi. Maka dari itu, penting bagi Anda mengetahui informasinya secara lengkap berikut ini.
Peristiwa Merah Putih Manado Apa Saja yang Terjadi? Cek Disini
Tanggal 14 Februari tahun 1946 hanya selang beberapa bulan sejak proklamasi kemerdekaan. Meski demikian di berbagai wilayah Indonesia sudah melakukan perlawanan kepada Belanda, yang ingin kembali menguasai daerah. Sehingga membuat pertempuran tidak bisa dihindari.
Salah satunya adalah perlawanan rakyat Sulawesi Utara. Di mana upaya tersebut sudah mulai dilakukan sejak tanggal 7 Februari 1946. Berikut adalah rangkaian aktivitas terkait peristiwa Merah Putih Manado secara lengkap. Di antaranya adalah sebagai berikut ini.
1. Mempertahankan Kemerdekaan
Latar belakang upaya tersebut menjadi salah satu bagian dari pentingnya sejarah serta perjuangan bangsa Indonesia. Terutama dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Di mana rakyat Sulawesi Utara tidak terima atas pernyataan tentara Belanda dan NICA.
Sementara itu Belanda juga menyebutkan bahwa proklamasi kemerdekaan hanya berlaku di Pulau Sumatera dan Jawa. Sontak statement tersebut menyulut banyak amarah tentara Indonesia. Meski sebelumnya rakyat memilih berdiam diri karena kedudukan Belanda.
Setelah proklamasi sayangnya berita mengenai baru diterima oleh masyarakat Manado tanggal 21 Agustus 1945. Sehingga memicu semangat nasionalisme dari masyarakat untuk mengibarkan bendera di berbagai tempat.
2. Penolakan Provokasi Tentara Belanda
Peristiwa Merah putih Manado merupakan penolakan masyarakat terhadap provokasi tentara Belanda. Setelah kemerdekaan pasukan Belanda justru datang bersama NICA di bulan Oktober 1945.
Kedatangan Belanda pastinya menambah ketegangan di kalangan masyarakat. Hal ini karena sekutu berusaha mengembalikan kekuasaan wilayah. Pada mulanya penjajah melakukan provokasi kepada rakyat dengan menginfokan Kemerdekaan bukan untuk Sulawesi.
Tentunya rakyat menolak klaim ini dan Bersatu melakukan perlawanan. Penolakan tersebut juga merupakan salah satu motivasi utama dari rencana penyerbuan terhadap markas militer Belanda. Di mana tentara mulai menduduki markas militer yang sebelumnya dikuasai Jepang.
3. Pemuda Menyerang Markas Belanda
Pada dasarnya rencana Merah Putih Manado mulai disusun setelah kedatangan NICA dan Belanda. Bahkan semenjak kedatangan tersebut membuat Sulawesi kembali rebut. Meski demikian masyarakat masih enggan karena kedudukannya cukup kuat.
Melihat situasi ini membuat Sersan SD Wuisan dan Letkol Charles Choesj Taulu merencanakan pergerakan. Tujuannya adalah mengambil alih maskas pusat kemiliteran. Penyusunan rencana juga sudah dilakukan sejak tanggal 7 Februari 1946.
Proses tersebut dibantu oleh seorang politis dari masyarakat sipil bernama Bernard Wilhelm Lapian. Namun, sayangnya sebelum penyergapan pasukan C. Taulu dan Wuisan ditangkap. Hingga akhirnya pemberontakan diserahkan kepada Komando Mambu Runtukahu.
Hal ini pembuat proses pemberontakan dilakukan oleh pemuda dan pasukan KNIL dari kalangan pribumi. Akhirnya pada tanggal 14 Februari 1946 pasukan pemuda dan anggota KNIL Minahasa melakukan perlawanan di Teling, Manado.
4. Perobekan Bendera Belanda
Barisan pejuang dan laskar rakyat berbondong-bondong memberikan tekanan kepada penjajah. Meskipun memiliki perbedaan persediaan dan persenjataan tidak membuat pejuang gentar dalam melakukan perlawanan.
Hingga pada akhirnya puncak Merah Putih Manado ditunjukkan dengan keberhasilan perobekan bendera Belanda. Selain itu, bersama rakyat lainnya pasukan berhasil membebaskan Wuisan dan C. Taulu yang sebelumnya tertangkap.
Bahkan dari peristiwa tersebut juga ikut dibebaskan beberapa pemimpin lainnya. Pertempuran kembali berlanjut dan pasukan merobek warna biru pada bendera musuh. Setelah itu, barulah bendera dikibarkan kembali diatas gedung markas musuh.
5. Penangkapan Kapten dan Letnan Belanda
Tentunya peristiwa Merah Putih Manado menjadi salah satu saksi sejarah perjuangan masyarakat dalam mengusir penjajah. Setelah pertempuran berakhir para pejuang juga ikut menangkap pemimpin pasukan musuh kala itu.
Dari pertempuran tanggal 14 Februari ini ikut tertangkap Kapten serta Letnan. Di antaranya adalah Letnan Verwaayen pemimpin tangsi militer serta Kapten Blom seorang pemimpin garnisun Manado.
6. Alih Kekuasaan
Setelah penyerbuan tersebut meski berhasil mengambil alih markas militer, namun kemenangan hanya bertahan beberapa waktu saja. Meski setelah kemenangan proses alih kekuasaan sudah terjadi, namun di kalangan musuh juga tidak ambil diam.
Kekuasaan tidak sepenuhnya berpindah tangan kepada rakyat. Sebab pada awal Maret tahun 1946 pasukan bantuan melalui kapal perang Belanda datang kembali. Kapal tersebut membawa pasukan tambahan sekaligus untuk mengambil alih wilayah.
Meski demikian, rakyat kembali lagi berjuang hingga pada akhirnya mengalami kekalahan. Hal ini terjadi ketika pasukan Indonesia diundang negosiasi di kapal perang, yang akhirnya ditawan sekaligus menandakan penguasaan kembali Belanda serta akhir Merah putih Manado.