Ketahui Sejarah Tragedi Poso 1998 di Indonesia, 577 Orang Tewas

Tragedi Poso 1998 adalah salah satu sejarah kelam di Indonesia. Peristiwa ini menambah deretan kasus berdarah dan kerusuhan pada akhir tahun 90-an sampai awal 2000. Bahkan peristiwa tersebut juga menarik perhatian Internasional.

bagi masyarakat pastinya sudah tidak asing dengan peristiwa tersebut. Bahkan hingga sekarang masih bisa Anda temukan saksi hidup dari sejarah berdarah itu. Namun jika Anda belum mengenalnya silahkan menyimak penjelasan lengkapnya di bawah ini:

Fakta Tragedi Poso 1998, Sejarah Kelam di Indonesia

Mengenal lebih jauh tragedi Poso 1998, kronologi, sejarah, periode dan semua fakta sebagai pembelajaran mendalam mengenai peristiwa kelas yang ada di Indonesia.

Di akhir tahun 90-an ada banyak sekali peristiwa kelam di Indonesia. Tidak hanya di ibukota saja namun rangkaian sejarah kelam Indonesia juga terjadi pada setiap daerah. Ada beragam kasus kompleks yang menjadi latar belakang dari setiap kerusuhan itu.

Konflik yang terjadi mulai tanggal 25 Desember 1998 sampai 20 Desember 2001 ini sangat membekas pada ingatan masyarakat Indonesia. Terutama bagi masyarakat yang mengalaminya secara langsung. Berikut deretan fakta tragedi Poso 1998 secara lengkap:

  • Latar Belakang Persaingan Ekonomi

Banyak sumber menyebutkan latar belakang berbeda mengenai persaingan tersebut. Meski demikian salah satu latar belakangnya adalah persaingan ekonomi yang terjadi pada daerah Poso, Provinsi Sulawesi Tengah.

Seperti yang Anda ketahui kala itu pemerintah telah melakukan program transmigrasi besar-besaran. Sehingga masyarakat di Jawa Bali yang mayoritas padat penduduk berpindah ke daerah sedikit penduduk seperti Sumatera dan Sulawesi.

Salah satu daerah tujuan transmigrasi tersebut adalah Sulawesi Tengah. Di mana banyak rakyat dari Jawa dipindahkan ke kabupaten Poso. Namun di daerah dataran tinggi mayoritas masyarakat aslinya memeluk agama Protestan.

Sebagai daerah dengan fokus program transmigrasi membuat penduduknya menjadi sangat beragam. Dari sini membuat pendatang dari Bugis beragama muslim menimbulkan persaingan ekonomi dengan penduduk asli Poso beragam Kristen.

  • Kronologi

Pada dasarnya tragedi Poso 1998 hanya dipicu oleh persaingan ekonomi saja. Namun ada banyak penyebab lain yang membuat skalanya menjadi lebar hingga selesai dalam kurun waktu lama.

Umumnya untuk kronologinya bisa Anda ketahui dalam tiga periode. Pertama adalah periode Desember 1998 sebagai awal kerusuhan di tanggal 14. Di mana hari tersebut bertepatan dengan peringatan Natal dan bulan Ramadhan.

Kala itu penduduk Protestan di Lombogia bernama Roy Runtu menikam orang muslim, Ahmad Ridwan. Dari pihak muslim informasi tersebut berkembang bahwa Ahmad Ridwan lari ke masjid setelah mendapatkan tikaman.

Sementara itu informasi dari pihak muslim menjelaskan bahwa serangan Roy Runtu terjadi ketika Ahmad Ridwan tertidur di halaman masjid. Hingga akhirnya kedua tokoh agama berkumpul dan menemukan penyebab utamanya adalah minuman keras.

Periode kedua terjadi di April 2000 setelah minuman keras dimusnahkan. Kala itu mantan Bupati Afgar Patanga melakukan penyalahgunaan dana program kredit desa. Hingga esok harinya seorang muslim mendapatkan serangan oleh kelompok Kristen.

Terakhir kronologi Mei 2000 sebagai yang terparah. Kala itu kelompok musim di tanggal 23 Mei membunuh seorang polisi, Sersan Mayor Kamaruddin ali dan dua warga muslim. Sontak hal tersebut kemudian menyulut amarah muslim.

  • Terjadi Dalam Kurun Waktu 3 Tahun

Peristiwa tragedi Poso 1998 berjalan sangat lama yaitu 3 tahun. Tepatnya pada tanggal 25 Desember 1998 sampai dengan 20 Desember 2001 di Kabupaten Poso.

Selama periode tersebut ketegangan semakin terjadi. Bahkan peristiwa kecil saja bisa menimbulkan perpecahan baru. Sehingga transmigrasi ini justru membuat banyak masyarakat merasa khawatir.

Banyak orang berpendapat bahwa kehadirannya tidak mendapatkan sambutan dari masyarakat setempat. Pada awalnya penyebab utama adalah konflik ekonomi hingga berkembang menjadi skala lebih luas.

  • Berkembang Menjadi Konflik Agama

Sementara itu pada akhirnya tragedi Poso 1998 terkenal dengan konflik umat beragama. Fakta tersebut tentunya tidak 100% salah karena pada akhirnya pihak berseteru berasal dari 2 agama berbeda.

Seperti sudah menjadi budaya satu saja percekcokan bisa menimbulkan konflik berkepanjangan. Hingga pada akhirnya selama 3 tahun tersebut wilayah Poso mendapatkan pengawasan dari pihak kepolisian.

Pengawasan ketat dilakukan guna mencegah timbulnya bentrokan. Mengingat setiap harinya situasi selalu rentan dan mudah memanas.

  • 577 Orang Meninggal

Dari tragedy ini 3 tahun terdapat banyak sekali korban jiwa. Kurang lebih korban meninggal sejumlah 577 orang. Bahkan Human Rights Watch juga menyebutkan bahwa kedua belah pihak mendapatkan korban jiwa.

Meski tidak terdata jelas namun perkiraan jatuhnya korban jiwa mencapai lebih dari 500 hingga 1.000 orang. Terlebih banyak di antara korban dibuang ke sungai maupun tidak ditemukan.

Dari pemerintah sendiri mengeluarkan versi bahwa ada 577 orang meninggal dan 384 terluka. Sementara itu, sebanyak 7.932 rumah hancur dengan 510 fasilitas umum terbakar.

  • Ada Unsur Politik

Sayangnya dari peristiwa tersebut terdapat unsur politik di dalamnya. Belum lagi tragedi Poso 1998 juga ditunggangi oleh aksi separatisme beberapa pihak. Hal tersebut membuat skala kerusakan dan jatuhnya korban jiwa semakin meningkat.

Sementara itu banyaknya pihak dengan kepentingan lain membuat situasi semakin memanas. Salah satunya karena ada rumor mengenai anggota DPRD Chaelani Umar yang menyebut jika Damsik Lajdjani calon bupati tidak terpilih maka bisa menimbulkan lebih banyak bentrokan.

Peristiwa sadis ini menimbulkan banyak sekali korban jiwa dari kedua belah pihak. Hingga akhirnya atas kesepakatan Deklarasi Malino menyelesaikan konflik tersebut.

Deklarasi Malino sendiri merupakan perjanjian damai antara Kristen dan Islam di kerusuhan tersebut. Sehingga atas Deklarasi yang difasilitasi oleh Jusuf Kalla sebagai Wakil Presiden menyelesaikan tragedi Poso 1998.